makalah bahasa arab
OLEH:
MAULIDA MAULAYA HUBBAH
PRODI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS HUKUM ISLAM
جمله
1.
Uraian Materi
Jumlah
dalam bahasa indonesia dapat diartikan dengan susunan yang terdiri dari dua
kata, susunannya minimal terdiri dari subyek dan
predikat. Jumlah bisa disebut juga dengan
الكلام “kalimat” ialah
susunan kata yang mempunyai faidah sempurna. جمله
dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) الجملة الفعلية (2)
الجملة الاسمة . Kemudian ada جمله
yang menyerupai kalimat yaitu شبه الجملة.
·
jumlah fi’liyah (الجمله فعليه ) Jumlah fi’liyah merupakan kalimat yang
didahului oleh kata kerja. Terdiri dari fi’il (kata
kerja) dan fa’il (pelaku). Fa’il/subyek adalah isim yang terletak setelah fi’il
ma’lum ( Kata kerja aktif) dan berfungsi sebagai pelaku kata kerja tersebut.
Apabila fa’il berbentuk muannast ( feminin) maka fi’il juga harus muannast.
Begitu juga apabila berbentuk mudzakar. Namun apabila fa’il berbentuk mutsanna
(ganda) ataupun jamak (banyak) maka fi’il harus tetap mufrod (tunggal).
Contoh :
qoro a muhammadun (Muhammad telah membaca)
yaq ro u fatimah (fatimah sedang membaca)
qoroat hindun (Hindun telah membaca)
yaqro u tholibuuna (Para siswa sedang membaca)
Keterangan :
qoro a muhammadun (Muhammad telah membaca)
yaq ro u fatimah (fatimah sedang membaca)
qoroat hindun (Hindun telah membaca)
yaqro u tholibuuna (Para siswa sedang membaca)
Keterangan :
kata yang berwarna merah
adalah fi’il sedangkan yang berwarna biru adalah fa'il. Pada contoh 1 dan 2 dapat kita lihat kesesuaian
antara fi’il dan fa’il dalam jenisnya yaitu mudzakar dan muannast. Sedangkan
pada contoh 3 dan 4 dapat kita lihat bahwa berapapun bilangan failnya, fi’il harus tetap mufrod(makna satu).
Kaidah-kaidah tentang al-jumlah al-fi’liyah ( الجملة الفعلية )
Kaidah-kaidahnya terdiri dari fi’il dan
fa’il yang terkadang membutuhkan maf’ul bih(objek) yang disebut
sebagai fi’il muta’addi dan terkadang pula tidak membutuhkannya, yang
disebut sebagai fi’il laazim karena maf’ul bukanlah syarat mutlak
terbentuknya jumlah fi’liyah. Juga terdiri dari fi’il dan naibul fa’il,
fi’ilnya dinamakan sebagai fi’il majhul (intransitive). Berikut pembagian fiil :
1.
FI’IL
a.
Fi’il muta’addi (الفعل متعدي )
(الفعل
المتعدي هو الفعل الذي يحتا ج الى مفعول به)
yang artinya Fi’il muta’addi adalah fi’il (kata kerja) yang memrlukan maf’ul bih
(objek).
contoh: كتب عمر الرسالة (umar menulis buku)
b.
Fi’il laazim (الفعل اللازم)
(الفعل اللازم هو الفعل الذي لا يحتاج الى مفعول به) yang artinya Fi’il laazim adalah
fi’il tidak memerlukan maf’ul bih (objek).
Contoh: ) جاء الاستاذbapak
guru datang)
2.
FA’IL
Pengertian fa’il
(subjek) adalah isim yang menunjukkan orang yang
mengerjakan suatu pekerjaan dan kedudukannya dalam I’rab adalah marfu’. Sedangkan menurut Ibnu Aajurum didalam bab al-fa’il
mengartikan fa’il menurut istilah adalah isim
marfu’ yang fi’ilnya disebutkan sebelumnya. Kemudian dijelaskan oleh
Muhyiyuddin bin Abdul Hamid didalam kitabnya At-tuhfah As-saniyah
bahwasannya fa’il secara global (umum) terbagi menjadi dua, yaitu: Isim
Sharih dan isim muawwal bi ash-sharih, jadi dapat disimpulkan bahwa fa’il adalah
(الاسم المرفوع تقدمه فعل ودل ءل الذى فعل الفعل)
yang artinya Isim marfu’ yang terletak setelah fi’il yang menunjukkan kepada orang
yang melakukan pekerjaan.
a.
Fa’il dhomir dan dhomir mustatir
Contoh: (aku telah membaca) قرءتdan قراء(هو)(dia telah membaca).
b.
Fa.il masdar muawwal
Contoh: اريد
ان ادهب الى المكتبة (saya ingin pergi ke perpustakaan).
c.
Fa’il shohih
Contoh:تغا
در اطا ءرة (pesawat itu akan /sedang berangkat).
d.
Fa’il shahih mabni
Contoh:فاز
م تا ب (beruntunglah
kamu orang yang bertobat).
Pengertian
Jumlah Ismiyah (كل خملة تتر كب من مبتدا وخبر تسمى خملة اسمية). Setiap
kalimat yang tersusun dari mubtada (isim marfu yang biasanya terdapat di awal
kalimat atau disebut subyek) dan khabar (sesuatu yang dapat menyempurnakan
makna mubtada’ atau disebut dengan predikat) dinamakan jumlah ismiyah. Pendapat lain mengatakan, selain itu jumlah ismiyah merupakan susunan
kalimat yang diawali dengan isim (kata benda). Contoh
:
1. اَلدّارُ واسِعَةٌ = Rumah itu luas
2. اَلْجَوُّ مُعتَدِلٌ = Cuaca stabil
3. اَلْغُبارُ ثائرٌ
= Debu berterbangan
4. اَلشّارِعُ مُزدَحِمٌ
= Jalan raya ramai
5.اَلْفَأْرَةُمُختَبِئَةٌ Tikus
bersembunyi =
Uraian:
1. Semua
permisalan di atas adalah jumlah mufidah/kalimat sempurna (susunan kata yang
bisa dipahami).
2. Setiap
jumlah di atas terdiri dari dua kata isim, yang pertama adalah Mubtada, dan
yang kedua adalah Khobar.
3.
Setiap jumlah/kalimat yang diawali dengan isim, maka nama jumlah itu adalah
Jumlah Ismiyah.
·
Seperti isim alam (kata menunjukkan nama orang) juga dapat disebut jumlah ismiyah. Contoh :
فاطمة طالبة جميلة (Fatimah adalah siswi yang cantik)
·
Atau yang diawali dengan isim (kata benda), contoh :
المسجد كبر (Masjid itu besar)
الدار واسعة (rumah itu luas)
Dari contoh diatas lafaz al masjidu adalah
mubtada’ dan lafaz kabiirun adalah khobar. Mubtada’ adalah isim yang terletak
di awal jumlah yang dibaca rofa’. Khobar adalah isim yang berfungsi untuk
melengkapi mubtada’ agar menjadi kalimat yang sempurna atau dalam bahasa arab dikenal dengan al
jumlah al mufidah, begitupun contoh lainnya. Jumlah dalam bahasa indonesia
dapat diartikan dengan susunan kalimat yang terdiri dari dua kata.
Kaidah – kaidah tentangal jumlah al ismiyah (الجمله الاسمية)
Dalam
jumlah ismiyah terdapat kaidah-kaidah yang pembhahasannya sangat panjang dan
mendetail.
a.
Dibaca Rofa’
Tanda rofa pada isim adaah dhummah, wawu dan alif. Contoh :
البيت صغير (rumah itu kecil), المسلمون مهيرون (orang-orang muslim itu
pintar), الطالبان عالمان (dua murid itu pintar)
b.
Mubtada’ harus berupa isim Ma’rifat
Maksudnya adalah isim yang sudah jelas maknanya. Isim ma’rifat
dapat berupa
o Isim alam (nama
sesuatu)
Contoh : اهمد “ahmadun” (nama orang), اندونيسا “indonesia” (nama
negara), بيت “baitun” (rumah)
c.
Isim dhomiir
Isim yang bisa
menjadi mubtada hanyalah isim dhomiir yang munfasil yaitu
o هو (dia laki-laki 1)
o هما (dia laki-laki 2)
o هم (mereka laki-laki banyak)
o هي (dia perempuan 1)
o هما (dia perempuan 2)
o هن(mereka perempuan)
o انت (kamu laki-laki 1)
o انتما (kamu laki-laki2)
o انتم (kalian laki-laki)
o انت (kamu 1 perempuan)
o انتما (kamu 2 perempuan)
o انتن (kalian perempuan)
o انا (saya)
o نحن (kami/kita)
Contoh : هو
طويل (dialah laki-laki 1
tinggi), انت مدرس (kamu laki-laki 1 guru)
d.
Isim yang kemasukan Al
Contoh : الفصل جميل (kelas itu indah)
e.
Khobar berupa isim nakiroh
Isim
yang maknanya tidak jelas atau masih umum. Tandanya yaitu adanya tanwin
Contoh:
البلاط نضيف (lantai itu bersih)
f.
Mubatada dan khobar harus bersesuaian dalam ham muannas dan
muzzakar serta mufrod, musanna dan jama’nya
Contoh: - الكرة صغيرة (bola
itu kecil)
-
التاميذان ماهران (murid dua itu pintar)
-
الطالبون ضا حكون (murid-murid
itu adalah orang-orang tertawa)
·
Syibhul Jumlah (شبه الجملة) adalah rangkaian kata (tersusun
dari dua kata atau lebih) yang mirip dengan kalimat (jumlah) namun ia bukan kalimat (jumlah) karena tidak
memenuhi kaedah yang sempurna.
Syibhul
jumlah terbagi atas dua kelompok (susunan) :
a. Susunan Harful Jer dan
Isim
b. Susunan Zhorof dan
Isim
keterangan a.
Susunan Harful Jer dan Isim = اسم+جر))
ialah huruf jer yang kemudian diikuti oleh isim, berikut ini merupakan beberapa
huruf jer : من ,الى
,عن ,على ,في ,رب ,ب ,ك, ل
Contoh : السُوْقِ مِنَ
السُوْقِ مِنَ : minas suuqi
terdiri dari Harful Jer مِنَ
(dari), dan Isim السُوْقِ (pasar).
مِنَ = huruf jer
السُوْق = pasar yaitu Isim, terdapat ciri Isim diawal kata Alif dan Lam.
السُوْقِ مِنَ = dari pasar,merupakan Susunan Syibhul Jumlah. Disebut syibhul jumlah karena tidak memiliki faedah yang sempurna. “dari pasar” tidak dapat diartikan sebuah kalimat karena tidak terdapat S+P yang lengkap. Maka dari itu disebut syibhul jumlah karena hanya menyerupai kalimat saja.
السُوْق = pasar yaitu Isim, terdapat ciri Isim diawal kata Alif dan Lam.
السُوْقِ مِنَ = dari pasar,merupakan Susunan Syibhul Jumlah. Disebut syibhul jumlah karena tidak memiliki faedah yang sempurna. “dari pasar” tidak dapat diartikan sebuah kalimat karena tidak terdapat S+P yang lengkap. Maka dari itu disebut syibhul jumlah karena hanya menyerupai kalimat saja.
Keterangan b.
Susunan Zhorof
dan Isim = (ظَرْفٌ +اِسْم) ialah zhorof (kata yang digunakan untuk menunjukkan
keterangan) yang kemudian diikuti kata isim.
Contoh : المَنْزِلِ أمَامَ
Contoh : المَنْزِلِ أمَامَ
المَنْزِلِ أمَامَ =terdiri dari Zhorof أمَامَ (di depan)
dan Isim المَنْزِلِ (rumah).
أمَام =di depan, Zhorof
المَنْزِلِا = rumah
yaitu Isim terdapat ciri Isim diawal kata Alif dan Lam.
أمَامَ المَنْزِلِ
أمَامَ = di depan rumah, merupakan
susunan Syibhul Jumlah. Disebut syibhul
jumlah karena tidak memiliki faedah yang sempurna. “di depan rumah” tidak dapat
diartikan sebuah kalimat karena tidak terdapat S+P yang lengkap. Maka dari itu
disebut syibhul jumlah karena hanya menyerupai kalimat saja.
Catatan:
(ظَرْفٌ ) Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat
Contoh: 1
A. Zhorof أمَامَ dan وَرَاءَ disebut dengan الْمَكَانِ ظَرْفُ ialah Zhorof yang menunjukkan keterangan tempat.
Catatan:
(ظَرْفٌ ) Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat
Contoh: 1
A. Zhorof أمَامَ dan وَرَاءَ disebut dengan الْمَكَانِ ظَرْفُ ialah Zhorof yang menunjukkan keterangan tempat.
أمَامَ
amaama = di depan
وَرَاءَ waraa-a = di belakang
وَرَاءَ waraa-a = di belakang
Contoh: 2
B. Zhorofبَعْدَ dan قَبْلَ disebut dengan الزَّمَانِ ظَرْفُ ialah Zhorof yang menunjukkan keterangan waktu.
B. Zhorofبَعْدَ dan قَبْلَ disebut dengan الزَّمَانِ ظَرْفُ ialah Zhorof yang menunjukkan keterangan waktu.
بَعْدَ ba'da = sesudah
قَبْلَ qabla = sebelum
قَبْلَ qabla = sebelum
3.
Identifikasi Teks
فواءد الوساءل العامة
ما هي الوسال العامة؟ الوساءل العامة هي الوساءل
و اللوازم التى هيءتها
الحكومية او المدني لتسهيل
حواءج الناس. تحتاج حياة المجتمعين الى
الوساءل العامة احتياجا تاما. لانها تسهل و تعين على نشاطاتهم اليومية
كالاعمال , والتجارة , والسفر , والتدوى , ومااشبه ذلك من اعمال الناس. بدونها ,
اي بدون الوساءل العامة نال المجتمعون المشكلات و المشاقات العظيمة فى
الحياة , ولذلك كانت الوساءل العامة ظروريا
Keterangan :
= Syibhul Jumlah
= Jumlah Fi’liyah
=
Jumlah Ismiyah
Komentar
Posting Komentar