makalah sosiologi (ruang lingkup sosiologi)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Jika kita berbicara sosiologi, kita seakan berada pada ranah yang sangat
objektif karena sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang relasi
antarmanusia yang dapat ditinjau melalui observasi.
Sekedar menyinggung konsep dalam Islam, hidup bermasyarakat bagi
manusia adalah sunnatullah. Prinsip hidup bermasyarakat banyak diuraikan di
dalam al-qur’an, diantaranya surat al-anfal 72, al-hasyi ayat 9, ali imron ayat
103 dan masih banyak lainnya. Adapun dari ilmu pengetahuan, keniscayaan manusia
sebagai makhluk sosial sudah menjadi kesepakatan umum. Individu yang tidak
berhubungan dengan individu lainnya adalah sesuatu yang tidak lengkap, dan
tidak akan ditemui dikehidupan nyata.
Awal
mula sosiologi merupakan bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari
segala ilmu pengetahuan (Mater Scientiarum) yang mana membahas mengenai pemikiran
tentang masyarakat, seiring dengan perkembangan zaman dan peradaban manusia,
berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat memisahkan diri.
Dalam
abad ke-19 pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang kemudian dinamakan sosiologi, sehingga penulis
berinisiatif untuk mengupasnya secara sederhana.
Kemudian
kami sampaikan Terima kasih yang begitu sangat kepada DOSEN mata kuliah Sosiologi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember yang telah membimbing dan mengajari penulis
hingga saat ini.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Wassalamu’alaikum
wr.wb…....
07
– september - 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Apakah
sebenarnya hakikat sosiologi?
2.2 Apa saja yang menjadi objek kajian sosiologi?
2.3 Bagaimana perkembangan ilmu sosiologi?
2.4 Bagaimana pengertian sosiologi sebagai ilmu pengetahuan?
2.3 Bagaimana perkembangan ilmu sosiologi?
2.4 Bagaimana pengertian sosiologi sebagai ilmu pengetahuan?
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berawal
dari kehidupan sosial, semua manusia dari segi perbedaan ras, suku, bangsa, dan
agama dapat ditelaah secara objektif dengan penelitian. Ilmu Sosiologi berarti
sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok
serta hubungan antar manusia dengan kelompok
di dalam proses kehidupan bermasyarakat.
awal
mulanya orang-orang yang meninjau masyarakat hanya tertarik pada
masalah-masalah yang menarik perhatian umum, seperti kejahatan, perang,
kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan, dan lain sebagainya. Hal demikian
menjadi salah satu alasan mengapa Ilmu Sosiologi masih dibilang sangat muda
meski perkembangannya sudah cukup lama.
Pola
hubungan antarmanusia sangatlah lazim disebut interaksi sosial yang didalamnya
sangat berpengaruh penting bagi kehidupan, untuk menghindari benturan (konflik)
antar individu, dan individu dengan kelompok, Atau secara sederhana. Namun
banyak dari mereka yang masih tidak mengerti akan ilmu Sosiologi. meski telah
lumrah terjadi relasi setiap harinya dalam berkehidupan sosial, bahkan telah
diajarkan sejak zaman dahulu, banyak mereka orang awam yang tidak menyadari
setidaknya telah mempelajari Ilmu Sosiologi dan tidk memahmi peranan sosiologi
dikehidupan bermasyarakat. Untuk itulah penulis tertarik untuk membahas seulas
mengenai ruang lingkup Sosiologi dan pentingnya sebagai ilmu pengetahuan yang
akan kita bahas berikutnya.
1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di
atas maka permasalahan yang dirumuskan dalam permasalahan ini adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah sebenarnya hakikat sosiologi?
2.
apa saja yang menjadi objek kajian sosiologi?
3.
bagaimana perkembangan ilmu sosiologi?
4.
bagaimana pengertian sosiologi sebagai ilmu pengetahuan?
Bab II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sosiologi
Berdasarkan etimologi kata sosiologi sendiri berasal
dari kata Latin “socius” yang berarti teman, dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan. Istilah sosiologi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf asal
Perancis bernama Auguste Comte dalam bukunya Cours de la Philosovie Positive.
Orang yang dikenal dengan bapak sosilogi tersebut menyebut sosiolog adalah ilmu pengetahuan
tentang masyarakat (1798-1857). Akan tetapi jangan beranggapan bila sosiologi
hadir sejak tahun 1700-an, tidak sama sekali. Sosiologi telah ada sejak ribuan
tahun lalu, yaitu sejak adanya manusia. Akan tetapi, sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat, sosiologi baru lahir kemudian di Eropa sejak abad
ke-19.
Sejak munculnya, ilmu sosial tidak memiliki batasan
ataupun definisi pokok bahasan yang bersifat eksak. Artinya berbeda dengan ilmu
eksakta (ilmu pengetahuan alam) yang rumusannya telah pasti, rumusan dalam ilmu
sosial bersifat tidak statis atau tidak tetap. Hal ini disebabkan kedinamisan
perilaku manusia yang menjadi titik berat dalam ilmu sosial yang dapat
berubah sewaktu-waktu.
Akan tetapi, kajian tentang perilaku manusia (human
behavior) tetaplah ilmu sosial, sebab kajian tentang perilaku manusia di dalam
kehidupan sosial telah dikaji berdasarkan metodologi ilmiah dan memenuhi
persyaratan sebagai kajian ilmu pengetahuan.
Hal yang sama dapat ditemukan dalam kajian ilmu
sosiologi. Oleh karena itu, hingga sekarang ini tidak ada batasan yang pasti dan
baku tentang apa yang dimaksud sosiologi. Namun hal ini bukanlah alasan
sehingga para ahli di bidang sosiologi membatasi sosiologi tersebut (memberikan
pengertian sosiologi).
Oleh karena adanya titik temu antara sosiologi dan
ilmu pengetahuan sosial lainnya, para ahli memberikan pengertian sosiologi
(kurang lebih) sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang pola-pola
hubungan antara manusia dan manusia, baik secara individu maupun secara
kelompok yang berdampak pada lahirnya pola pola sosial, seperti nilai nilai
(values), norma-norma (normes), dan kebiasaan (costum) yang dianut oleh manusia
di dalam kelompok tersebut.
Dengan kesadaran para ilmuwan tentang perlunya
mengetahui kondisi dan perubahan sosial secara khusus, mereka mulai membangun
teori sosial berdasarkan ciri ciri hakiki masyarakat untuk tiap tahap peradapan
manusia. Berikut ini merupakan beberapa pengertian mengenai sosiologi dari para
ahli :
1.
Pitirim Sorokin tentang pengertian sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara keaneka ragaman macam gejala gelaja
sosial, seperti antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan
ekonomi, gerakan masyarakat dan politik, dan sebagaiknya. Hubungan dan pengaruh
timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial seperti gejala geografis
(pengaruh letak wilayah dan kondisi permukaan wilayah), biologis dan
sebagainya. Serta ciri ciri umum dari semua jenis gejala gejala sosial.
2.
Roucek dan Warren, bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok.
3.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff bahwa pengertian sosioogi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu
organisasi sosial.
4.
J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers. Menurut mereka berdua pengertian sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur struktur dan proses
proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemantri yang memberikan pengertian sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari tentan g struktur sosial (yaitu keseluruhan
jalinan antara unsur unsur sosial yang pokok seperti kaidah kaidah sosial,
lembaga lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial) dan proses proses sosial
(yang berupa pengaruh timbal balik antara pelbagai kehidupan bersama seperti
kehidupan ekonomi dan kehidupan politik), kehidupan hukum dan kehidupan agama,
dan lain sebagainya), termasuk di dalamnya adalah perubahan perubahan sosial
(Oleh Soerjono Soekamto, Sosiologi: Suatu pengantar, 1986).
6.
Max Weber yang memberikan pengertian sosiologi yang lebih berorientasi pada
pendekatan tingkah laku (behavioralis) bahwa sosiologi adalah ilmu yang
berupaya memahami tindakan tindakan sosial (social act).
7.
Paul B. Horton memberikan pendapatnya bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu
yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan
kelompok tersebut.
8.
Soerjono Soekamto bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatiannya pada segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola pola umum kehidupan masyarakat.
9.
William Kornblum bahwa definisi sosiologi adalah upaya ilmiah untuk mempelajari
masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang
bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
10.
Allan Johnson bahwa pengertian sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan dan perilaku terutama yang berhubungan dengan suatu sistem sosial dan
bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang (individu) serta dan bagaimana pula
orang yang terlibat di dalamnya memengaruhi sistem itu.
11.
Mayor Polak. Menurutnya pengertian sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat sebaagai keseluruhan, yakni hubungan di antara manusia
dan kelompok, kelompok dan kelompok, baik kelompok formal dan ataupun kelompok
material atau baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.
Auguste
Comte: Bapak Positivisme Berdasarkan beberapa pengertian sosiologi menurut para
ahli diatas, dapat anda simak bahwa walaupun terdapat berbagai definisi
sosiologi yang berbeda beda, anda dapat menemukan beberapa persamaan diantara
semua pengertian sosiologi diatas.
Oleh
karena itu, substansi dari batasan ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan manusia satu dan lainnya di dalam suatu kelompok berakibat timbulnya
pola hubungan antar manusia untuk menghindari benturan (konflik) antar
individu, dan individu dengan kelompok. Atau secara sederhana, Pengertian
sosiologi adalah ilmu yang berobjek pada pola pola hubungan antarmanusia.
2.2. Objek
Kajian Sosiologi
2.2.1
Objek Formal.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial
atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia
antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat. Masyarakat
itu sendiri adalah:
a. Manusia yang
hidup bersama (minimal 2 orang)
b. Bercampur dalam
waktu yang sama
c. Sadar merupakan
suatu kesatuan
d. Merupakan suatu
sistem bersama
2.2.2
Objek Material.
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses
hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
2.2.3
Objek budaya.
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang
lain. Kebudayaan adalah hasil karya, cipta, dan rasa dari kehidupan.
2.2.4
Objek Agama
Pengaruh dari objek agama ini dapat
menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun
dampak yang memengaruhi hubungan manusia.
2.3. Perkembangan
Ilmu Sosiologi
2.3.1 Lahirnya Sosiologi
Sosiologi
merupakan ilmu yang paling muda diantara ilmu-ilmu sosial yang lain. Selama
ini, semua ilmu pengetahuan yang kita ketahui pernah menjadi bagian dari
filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Pada masa itu,
filsafat mencakup segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Dengan semakin
berkembangnya zaman serta tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu
pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri, ilmu
tersebut kemudian berkembang dan mencapai tujuan masing-masing.
Pada abad ke 19, dua ilmu
pengetahuan baru muncul yaitu psikologi dan sosiologi. Dengan demikian,
timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Di dalam proses pertumbuhannya,
sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti
ekonomi dan sejarah. Karena sosiologi merupakan pemikiran terhadap masyarakat,
maka lambat laun menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha
baik secara ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi
adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Pada abad 19 ini, seorang filosof berkebangsaan Prancis telah menulis beberapa
buku yang di dalamnya berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari
masyarakat. Ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan tertentu
berdasarkan logika, dan ia juga berpendapat bahwa setiap penelitian dilakukan
melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir yaitu ilmiah. Oleh
karena itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap masyrakat
menjadi masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang
berdiri sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir
dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir
perkembangan ilmu pengetahuan karena didasarkan kemajuan-kemajuan yang telah
dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Pandangan penting yang dikemukakan
oleh Auguste Comte, yaitu tentang Hukum Kemajuan Manusia atau Hukum Tiga
Jenjang (di dalam bukunya The Posistive Philosophy). Menurut hukum ini,
sejarah akan melalui tiga jenjang yaitu sebagai berikut :
a.
Jenjang Teologi
Pada jenjang ini manusia menjelaskan gejala di sekitarnya
dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati.
b.
Jenjang Metafisika
Pada jenjang ini manusia mengacu
pada kekuatan-kekuatan metafisik atau abstrak.
c.
Jenjang Positif
Pada
jenjang ini penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi.
Adapun P.J. Bouman menyatakan
bahwa perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
mengalami empat tahap perkembangan yaitu sebagai berikut :
a.
Tahap Pertama
Pemikiran sosiologi merupakan
bagian dari filsafat yang secara khusus membahas tentang masyarakat yaitu filsafat sosial.
b.
Tahap Kedua
Pemikiran
sosiologi dipengaruhi oleh pemikiran hukum kodrat/hukum alam yang melandasi segala gejala sosial.
c.
Tahap Ketiga
Sosiologi berkembang menjadi ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi masih menggunakan metode ilmu pengetahuan yang
alam.
d.
Tahap Keempat
Sosiologi
tidak hanya berkembang menjadi suatu ilmu mandiri karena memiliki objek formal
yang khusus tetapi juga telah menemukan konsep-konsep sendiri serta metode yang
khusus.
2.3.2
Perkembangan
Sosiologi dari Abad ke Abad
a. Perkembangan pada Abad Pencerahan (Sekitar Abad ke
17 M)
Banyak ilmuan besar pada zaman dahulu seperti
Socrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusis terbentuk begitu
saja, tanpa ada yang bisa mencegah masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran.
Pada abad ini berkembangnya ilmu
pengetahuan turut berpengaruh terhapa pendangan mengenai perubahan masyarakat.
Ciri-ciri ilmiah mulai tampak. Pada abad ini, para ahli berpendapat bahwa
pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi
manusia.
b.
Pengaruh
Perubahan yang Terjadi pada Abad Pencerahan
Perubahan-perubahan besar di abad
pencerahan terus berkembang secara revolusioner sepanjang abd ke-18 M. Dengan
cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal
ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri,
revolusi Prancis.
Gejolak-gejolak yang diakibatkan
oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya diseluruh dunia. Para ilmuan
tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam
masyarakat.
c.
Gejolak
Abad Revolusi
Perubahan
yang terjadi akibat revolusi sangat mencengangkan. Struktur masyarakat
yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Raja yang semula berkuasa penuh, kini
harus memimpin berdasarkan undang-undang yang ditetapkan. Banyak
kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Gejolak
abad revolusi ini mulai menggugah para ilmuan pada pemikiran bahwa perubahan
masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah eyakinkan betapa perubahan
masyarakat yang besar telah mengakibatkan banyak bencana, dan bencana tersebut
dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi sejak dini.
d.
Kelahira
Sosiologi Modern
Sosiologi
modern tumbuh pesat di Benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada.
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika
Utara. Gejala tersebut mengakibatkan berkembang pesatnya pertumbuhan penduduk,
munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas. Konsekuensi dari
gejolak sosial tersebut tersebut yaitu perubahan besar masyarakat puntak
terelakkan.
Perubahan
masyarakat tersebut menggugah para ilmuan sosial berpikir keras untuk sampai
pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi.
Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyrakat
pada saat itu, maka lahirnya sosiologi modern.
Pendekatan
sosiologi modern lebih cenderung mikro atau lebih sering disebut pendekatan
empiris. Artnya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial
yang muncul. Sejak saat itulah idsadari bahwa penelitian dalam sosiologi sangat
penting.
e.
Perkembangan
Sosiologi di Indonesia
Pengetahuan sosiologi pada
dasarnya sudah ada dan berkembang di Indonesia sejak zaman dahulu. Hal tersebut
dapat dilihat dari ajaran-ajaran tokoh bangsa Indonesia yang memasukkan unsur-unsur
sosiologi di dalamnya meskipun sosiologi pada batas sebagai pengetahuan dan dan
belum menjadi ilmu yang beridi sendiri. Contohnya adalah ajaran Wulang Reh yang
diberikan oleh paduka Mangkunegoro IV telah memasukkan unsur hubungan manusia
pada berbagai golongan yang berbeda. Proses selanjutnya, konsep penting dalam
sosiologi berpa kepemimpinan dan kekeluargaan dipratikkan oleh Ki Hajar
Dewantara sebagai peletak dasar pendidikan nasional Indonesia dalam proses
pendidikan di Taman Siswa.
Sosiologi di Indonesia oleh B.
Ccrieke, seorang guru besar sosiologi dari Belanda sebagai alat bantu
pendidikan hukum di Sekolah Tinggi Hukum yang didirikan di Jakarta tahun 1924.
Namun seiring berjalannya waktu, mata kuliah tersebut ditiadakan karena
pengetahuan tentang bentuk dan susunan masyarakat beserta proses yang terjadi
di dalamnya dianggap tidak diperlukan dalam pelajaran hukum. Bahwa yang perlu
diketahui dalam ilmu hukum adalah perumusan peraturan dan sistem-sistem untuk
ditafsirka, sedangkan penyebab terjadinya dan tujuannya tidak perlu untuk
diketahui.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945, sosiologi mengalami perkembangan yan cukup signifikan di negeri ini.
Tokoh pertama yang mengajarkan sosiologi dalam bahasa Indonesia adalah Soenario
Kolopakin pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (saat ini Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik UGM), berawal dari situasi akhirnya sosiologi mulai
mendapat perhatian dari kalangan akademisi di Indonesia. Terlebih lagi dengan
semakin terbukanya kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk belajar di luar
negeri sejak tahun 1950, banyak pelajar Indonesia yang mendalami ilmu sosiologi
dan kemudian mengajarkan ilmu tersebut di Indonesia.
2.4. Sosiologi
Sebagai Ilmu Pengetahuan
Manusia diciptakan oleh Tuhan Ynag Maha Esa sebagai
makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat disimpulkan dari kemampuannya
untuk berfikir berkehendak, dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan
(ilmu) pengetahuan, dengan kehendaknya mengarahkan perilakunya, dan dengan perasaannya
manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara
ilmu pengetahuan disebut logika,sedangkan sarana-sarana untuk memelihara serta
meningkatkn pola perilaku dan mutu kesenian disebut etika dan estika, apabila
suatu pembicaraan dibatasi oleh logika, hal itu merupakan ajaran yang
menunjukkan bagaiman manusia berfikir secara tepat dengan berpedoman pada ide
kebenaran.
Prof. Dr. Soerjono Soekanto berpendapat bahwa“ilmu
adalah kumpulan dari pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran (logika)”. Sedangkan pengetahuan muncul karena
adanya rasa ingin tahu dalam diri manusia akan suatu hal tertentu, terutama
hal-hal baru. Dalam artian, suatu pengetahuan bisa dikatakan sebuah ilmu
apabila sudah bisa teruji kebenarannya secara ilmiah. Apabila tidak, maka
pengetahuan tersebut belum bisa dikatakan sebagai ilmu.
Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
sebab memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi sehingga layak dikatakan
sebagai ilmu pengetahuan diantaranya :
a. Sosiologi
memiliki sifat empiris, yaitu sosiologi
didasarkan pada suatu observasi atau pengamatan akan sebuah kenyataan, akal
pemikiran (logika), dan hasilnya bukan berdasarkan kira-kira (spekulatif),
tetapi bersifat objektif.
b. Sosiologi
memiliki sifat teoritis, yaitu dalam sosiologi
selalu ada penyusunan akan observasi dari hasil-hasil observasi yang telah
dilakukan dan tersusun secara logis. Sehingga mampu menjelaskan antar hubungan
dan sebab akibat untuk menjadi sebuah teori.
c. Sosiologi
memiliki sifat komulatif, yaitu teori-teori
sosiologi sudah ada sebelumnya, yang artinya memperbaiki, memperluas, dan
diperlurus teori-teori tersebut.
d. Sosiologi
memiliki sifat non etis, yaitu sosiologi
memberikan penjelasan akan fakta-fakta secara analitis dalam masyarakat.
Ditambah lagi, sosiologi dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena mempunyai
beberapa sifat hakikat, diantaranya:
1. Sosiologi merupakan salah satu
diantara sekian banyak ilmu sosial yang ada, bukan ilmu alam (IPA) maupun ilmu
kerohanian (agama).
2.Sosiologi merupakan salah satu
ilmu pengetahuan murni (lebih pada teori), bukan ilmu pengetahuan terapan
(lebih pada keteknikan dan aplikasi).
3.Sosiologi bisa dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan yang abstrak, dalam artian lebih memperhatikan pada pola akan
kejadian atau peristiwa yang terjadi di kalangan masyarakat.
4.Sosiologi memiliki tujuan untuk
menghasilkan atau memberikan output-output berupa pengertian-pengertian dan
pola-pola umum. Sosiologi terfokus dalam meneliti dan mengamati prinsip dan
hukum-hukum dari interaksi yang terjadi antar manusia, baik dari perilaku
sifat, hakikat isi, dan struktur masyarakatnya.
5.Sosiologi termasuk dalam kategori
ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan khusus. Artinya sosiologi
melakukan observasi(pengamatan) dan mempelajari gejala-gejala umum yang terjadi
dalam setiap interaksi masyarakat sesuai fakta-fakta (empiris).
Sedemikian sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengungkapkan fakta sosial dan
budaya (sifat, perilaku, struktur hingga perubahannya) yang ada di dalam
masyaraka dengan cara observasi yang sistematis dan dapat diuji atau
dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah, yang artinya tidak
menyimpang dari logika(rasional).
Soerjono Soekanto juga berpendapat bahwa beberapa
teknik riset yang biasa digunakan dalam sosiologi untuk melakukan observasi
(pengamatan) secara ilmiah antara lain:
a. Metode kualitatif,
yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menyebutkan hasil pengamatan penelitian
dan data tidak dapat dihitung secara matematis.
b. Metode
historis, asal muasal atau pun sejarah, yaitu
melakukan analisis terhadap kejadian-kejadian masa lalu untuk melakukan
perumusan prinsip-prinsip umum.
c. Metode
komperatif atau perbandingan, yaitu melakukan
perbandingan terhadap sekian banyak masyarakat yang ada.
d. Metode studi
kasus, yaitu melakukan penelitian terhadap
kebenaran akan kejadian-kejadian tertentu,dengan cara membuat daftar
pertanyaan, melakukan wawancara dan pengamatan partisipasi.
e. Metode
kuantitatif, yaitu dengan cara memfokuskan
keterangan melalui angka (perhitungan)atau bisa dikatakan bahwa
kejadian-kejadian yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel,dan
formula/rumus. Di mana skala yang dimaksud ini adalah metode statistik, yaitu
melakukan kuantifikasi terlebih dahulu terhadap kejadian-kejadian sebelum
adanya proses analisis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan penulis secara singkat diatas,
kiranya penulis menyimpulkan sebagai jawaban dari rumusan masalah yang
termaktub diatas :
Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara individu-individu dalam masyarakat
tersebut, sosiologi memegang peranan penting dalam membantu memecahkan
masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, konflik antarras, delinkuensi, dan
lain-lain. Sebab sosiologi membahas mengenai:
1. Masyarakat,
Karena manusia hidup dalam suatu kelompok
2.
Pola pola hubungan antara manusia baik secara individu maupun secara kelompok.
3.
Hubungan manusia dengan lembaga lembaga sosial contohnya norma-norma(normes)
dan kaidah-kaidah sosial.
4. Pola pola
kehidupan manusia kaitannya dengan kondisi lingkungannya.
Dalam hal ini sosiologi memang tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau
jalan keluar masalah-masalah tersebut, namun berupaya menemukan sebab-sebab
terjadinya masalah . Usaha-usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin
berhasil apabila didasarkan pada kenyataan serta latar belakangnya. Di sinilah
peranan sosiologi. namun, peranan tersebut tidak akan terwujud tanpa didasari
teori dan pemahaman akan ilmu sosiologi itu sendiri.
Ilmu
sosiologi sudah dikenalkan sejak abad ke-19, sosiologi merupakan ilmu sosial
yang masih tergolong muda sejak baru dipisah dari induk ilmu yakni ilmu
filsafat, karena masih sebatas pengetahuan saja. Faktor
pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap
kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat.
Pengenalan ilmu
sosiologi sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu, Contohnya adalah ajaran
Wulang Reh yang diberikan oleh paduka Mangkunegoro IV telah memasukkan unsur
hubungan manusia pada berbagai golongan yang berbeda.
B. Ccrieke, seorang guru besar
sosiologi dari Belanda sebagai alat bantu pendidikan hukum di Sekolah Tinggi
Hukum yang didirikan di Jakarta tahun 1924.
Yang kemudian diajarkan dalam bentuk bahasa Indonesia oleh Soenario Kolopakin
pada tahun 1948.
Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
karena memiliki beberapa sifat yang memenuhi persyaratan antara lain seperti sifat
empiris, sifat teoritis, sifat komulatif, dan sifat non etis, serta kategori
keilmuan pembahasan sosiologi yang dapat
dikaji berdasarkan hasil observasi secara ilmiah, melalui beberapa metode seperti metode kualitatif,
metode historis, metode komperatif, metode studi kasus, dan metode kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
1. S. Soejono, Sulistiyowati. 2013. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
2. Abdullah,
Syamsudin. 1997. Agama dan Pendidikan Sosiologi. Jakarta:Logos.
3. Internet,
makalah ilmu Sosiologi, google.co.id.
Komentar
Posting Komentar